Senin, 24 Februari 2020

"Teruntuk mereka.."


Aku bersyukur kepada Allah dengan segala nikmat yang telah ia berikan,  kemudian :

Ada jutaan terima kasih teruntuk "mualif-mualif" kitab..
Ada jutaan terima kasih teruntuk "penulis-penulis" buku..
Ada jutaan terima kasih teruntuk "teman-teman" yang baru mulai menuangkan tulisan mereka dalam sebuah karya di jejak media sosial..

Karena lewat seni tulis mereka..
Karena lewat sastra bahasa mereka..
Aku diberi Allah kesempatan untuk membaca,  menikmati,  meniru, mencontoh kemudian sedikit berkarya dengan caraku sendiri.

Membuat untaian kata,  takkan pernah bisa kulakukan tanpa banyak membaca untai kata sebelumnya.
Membuat goresan pena,  takkan pernah bisa kulakukan tanpa banyak menikmati goresan jejak pena sebelumnya.

Awalnya aku membaca..
Kemudian aku menikmati..
Kemudian aku menuliskan kembali apa yang mereka tulis.. Kemudian aku mulai mencoba menulis dengan mengikuti cara mereka..
Kemudian Aku mulai memberanikan diri untuk membuat karyaku sendiri, untaian tulisanku sendiri,  goresan penaku sendiri.

Semua itu ada, karena Allah setelah itu campur tangan mualif-mualif luar biasa yang pernah kubaca kitabnya, dan juga  penulis-penulis hebat yang pernah kubaca bukunya, dan satu lagi yakni tangan-tangan mungil yang baru memulai karyanya lewat tulis jejak media,  yang kerap kali menggugah diri ini yaitu teman-temanku yang kuharapkan akan menjadi penulis buku luar biasa nan bermanfaat di masa yang akan datang..

Bifadhlillah,  kemudian wasilah kecil mereka,  Aku mencoba berkarya..
Memang hanya karya sederhana,  namun setidaknya Aku berani mengungkapkan apa yang ingin kuungkapkan..
Dengan pengharapan agar setiap karya yang mulai kutulis, bisa menjadi muhasabah bagi diri ini pribadi,  kemudian bisa menjadi amal ma'ruf dan nahi munkarku,  kemudian bisa menjadikan pembacanya yakni hamba-hamba Allah  menjadi lebih baik dalam kehidupannya.

Menulislah karena Allah, agar setiap untaian kata yang kau tulis menjadikan keridhaan Allah ada di dalamnya,  sehingga Allah juga yang akan membantu kita memasukkannya ke hati kita dan hati-hati manusia sebagai hidayah dan petunjuk.

Jazzakumullahu khairan,  
My dearest writers in this world.

@beakhoirperson
Bintu Haris

"Belajarlah dari mereka yang sudah hidup lebih lama"


Pernah kubaca dalam sebuah buku dimana sang penulis mengucapkan di halaman pertama "Terima kasih ibu dan ayah, karena semua jejak hidupku ada karena pengajaran yang kau berikan."

Minggu lalu seorang teman menasehati,  "Kalau kita mau meraih sebuah kesuksesan maka lewati dulu tangganya,  kalau kita akan menaiki tangga pertama, maka tanyakan dulu kepada yang sudah pernah menaiki tangga itu sebelumnya "bagaimana caranya?" agar kau berhati-hati dalam melewatinya. Orang sukses, juga butuh bertanya bukan asal melangkah dan  berakhir jatuh karena lengah."

Dan pagi tadi ibu menelpon, "Kakak mau ujian,  minta doa sama ibu dan bapak,  jangan lupa minta doa juga sama nenek-nenek (kedua kakek -rahimahumallah- Saya sudah meninggal jadi tak disebut oleh ibu). Dulu ibu setiap memiliki hajat,  mau ujian kenaikan kelas,  mau ujian masuk ptn, dan lain-lain ibu selalu meminta doa kedua orangtua,  selain itu juga meminta doa kepada nenek dan kakek ibu. Karena terkadang mereka para orangtua,  memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Rabbnya,  dibanding dengan kita yang masih muda. Nggak ada salahnya kita meminta didoakan sama mereka,  dan jangan lupa juga kakak berdoa untuk diri sendiri, dan perbaiki hubungannya sama Allah juga sama hamba-hambanya Allah."

Dari beberapa kejadian-kejadian di atas Saya menyimpulkan bahwa :

1. Belajarlah dari mereka yang lebih banyak memiliki pengalaman hidup, yang Allah berikan mereka kesempatan panjang menjalani hidup di dunia ini.

2. Doa sendiri,  Doa orangtua,  Doa orangtuanya orangtua,  dan doanya orang-orang baik (yang masih hidup) bisa menjadi wasilah tersampaikannya doa kita.

3. Yakinlah kesuksesan yang kita pijak hari ini, merupakan bagian dari kegagalan mereka yang lebih dahulu hidup dari kita. Kalau orang-orang terdahulu pernah gagal atau jatuh di tangga ini,  maka pastikanlah kita sebagai pendatang setelah mereka tak mengulangi kegagalan yang sama.

4. Sebagaimana kita mendengar bahwa banyak dari para orangtua yang hubungannya kepada Rabbnya lebih bagus,  maka kita yang masih muda juga harus termotivasi akan hal ini. Harus berlomba-lomba dalam setiap kebaikan,  jangan mau kalah,  karena belum tentu jalur yang pernah dilewati orangtua akan kita lewati juga. Kemungkinannya ada dua,  kita melewatinya namun dengan cara yang berbeda,  atau kita tidak akan pernah melewatinya sama sekali karena Allah sudah mencukupkan umur kita di dunia. Kita yang hari ini,  sedang berpacu dengan ajal,  jangan sampai ajal menjemput dan kebaikan itu belum kita raih dengan banyak.

5. Kita harus selalu berdoa kepada Allah dan bermunajat kepadanya,  namun ingat strategi juga perlu. Karena sebanyak apapun doa kita,  kalau ternyata masih ada hak-hak hamba Allah yang kita tahan (seperti janji,  hutang,  dan lain-lain) maka bagaimana Allah mau mengabulkan doa kita. Segera selsaikan urusanmu dengan manusia di dunia,  agar perkara akhiratmu tak ikut tertahan oleh karenanya.

Wallahu A'lam Bis Shawab.
@beakhoirperson
Bintu Haris.

Jumat, 21 Februari 2020

"Kegegeran yang sebenarnya sudah disampaikan jauh sebelum datangnya hari itu.."


Dalam Surat Ibrahim ayat 22 disebutkan bahwa pada yaumul hisab kelak manusia akan dikejutkan dan digegerkan oleh khutbah (pidato) syeithan :
 ((Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sungguh, orang yang zhalim akan mendapat siksaan yang pedih.)) 

Penyesalan yang seharusnya sudah diantipasi dari jauh-jauh hari jangan sampai nanti menjadi kenyataan. Namun sayangnya syeithan selalu berusaha untuk mengelabui manusia dengan menghiasi keburukan hingga seakan-akan keburukan itu adalah kebaikan di mata manusia.

Bertanya Ana (Saya) kepada Syeikhah tadi sore :
"Ustadzah mengapa ketika pada ayat Al Quran sudah dituliskan mengenai perkataan syeithan pada yaumul hisab kelak. Bahwa mereka (syeithan)  berlepas diri atas segala keburukan yang kita lakukan selama di dunia tapi kita tetap melakukan keburukan itu? mengapa kita masih asyik bermaksiat padahal kita tahu besok di akhirat Syeithan akan menyalahkan kita?"

Syeikhah menjawab :
"Ketahuilah muridku,  keburukan yang selama ini kau lakukan di dunia ini,  sudah dihiasi oleh syeithan. Sehingga perbuatan buruk tersebut menjadikan kamu nyaman mengerjakannya,  perkataan buruk itu menjadikan kamu senang mengucapkannya,  padahal itu semua hanya tipu daya syeithan, yang sudah dihias menjadi indah dipandang dan didengar oleh manusia."

Ana : "Lalu bagaimana Ustadzah,  agar aku bisa menghindari keburukan yang sudah dihias seindah mungkin oleh syeithan tersebut?"

Syeikhah : "Perbanyaklah istighfar dan bertaubat,  tebalkan ketakwaan dengan bayak beribadah dan membaca al-quran,  dan selalu perbaharui niat agar ikhlas hanya untuk mendapat ridha Allah Taala."

Benar,  dunia ini akan selalu menjadi medan perang antara diri kita dan syeithan. Kita harus selalu menyediakan tameng yang bisa melindungi ketakwaan. Syeithan punya banyak tekhnik cantik yang sewaktu-waktu kita lengah,  maka akan menggores ketakwaan yang kita miliki.

Kita juga perlu banyak memohon ampun kepada Allah agar ketakwaan kita yang pernah tergores tak tergores kembali oleh pedang tajam syeithan di kemudian hari.

Dan hati kita juga harus selalu memperbaharui tujuan berada di medan perang (dunia) ini,  agar sasaran yang kita tuju tak meleset atau melenceng sehingga menjadikan kita kalah di gawang sendiri (kalah dari syeithan karena ketidakikhalasan niat yang kita miliki).
Naudzubillahi min dzaalik.

Semoga Allah senantiasa menjauhkan kita dari segala tipu daya syeithan dan menjadikan kita hamba yang selalu memperbaiki diri setiap harinya. Aamiin.

"Kegegeran itu pasti akan datang, namun semoga kita bukan termasuk dari mereka yang menyesal pada hari itu,  cukuplah syeithan yang menyesal atas perbuatannya."

@beakhoirperson
-Bintu Haris

Minggu, 16 Februari 2020

"Ternyata kamu sudah melompat sejauh itu"

Tahun lalu,  ia masih butuh berjam-jam untuk menghafal satu halaman quran. Namun sekarang bangun tidur tak sampai 20 menit kulihat ia mampu menghafal satu halaman quran.
***
Tahun lalu,  ia masih bergetar dan seakan-akan hampir menangis ketika diminta untuk presentasi dihadapan kami. Namun sekarang,  ia mampu berdiri dengan tegap,  menjelaskan dengan lantang.
***
Tahun lalu,  ia sangat sulit mengucapkan satu kalimat berbahasa arab,  bahkan mendengarkanpun sulit baginya untuk langsung memahaminya. Namun sekarang,  ia mampu berpidato dan bercerita dalam bahasa arab sepanjang dua halaman, apalagi percakapan sehari-hari bukan hal sulit lagi baginya.
***
Tahun lalu,  ia masih sering mengeluh karena sulit memahami pelajaran di kelas. Namun sekarang, tak satu katapun ia keluhakan kepadaku.
***
Tahun lalu,  remedial menjadi keharusan bagi dirinya. Namun sekarang satu remedial adalah kegagalan yang harus diperbaiki agar tidak terjadi lagi nantinya.
***
Tahun lalu menghafal satu hadis cukup sulit dan butuh waktu lama baginya. Namun sekarang sepuluh hadis (kulihat) ia sangat mampu menghafalnya.
***
Inilah rekam kehidupan di sekitarku, mereka-mereka yang dahulu hanya peserta baru dalam lembarannya,  kini telah melompat jauh ke tingkat yang lebih tinggi.
***
Mereka mungkin tak sadar,  namun lingkungan sangat menyadari perubahannya.
***
Kadang ia selalu berpikir bahwa ia masih di panggung yang sama,  padahal ia sudah jauh menaiki tangga yang mengangkatnya ke panggung yang lebih tinggi.
***
Alhamdulillah~
Selamat Kawan,  ternyata benar tanpa kau sadari,  dirimu telah melompat jauh. Aku bangga !
*** 
Semoga rasa bangga ini kian bertambah seiring jauhnya dirimu melompat ke tahap yang lebih tinggi.
*** 
Inilah "tentang" doa seorang hamba, yang telah Allah janjikan pengabulannya bagi siapa-siapa saja yang meminta.
***
Inilah tentang usaha seorang hamba, yang hasilnya tak pernah menyalahi beratnya pengorbanan dan banyaknya peluh yang telah dikeluarkan.
***
Wallahu A'lam.

@beakhoirperson
-Bintu Haris

Kamis, 13 Februari 2020

Pertemanan❤

Pertemanan terindah adalah yang dibangun di atas keimanan dan ketakwaan.
Pertemanan terbaik adalah orang-orang yang menjalin hubungan tersebut karena Allah تعالى.
Pertemanan terhebat adalah mereka yang mampu melindungi satu sama lain dari bisikan Syeithan dan hawa nafsu.

Adalah mereka yang ketika engkau berkata, suka memperbaiki ucapanmu dan bukan hanya mempercayainya saja.
Adalah mereka yang ketika engkau sedang marah, mereka  diam dan bersabar kemudian setelah marahmu reda ia akan menasehatimu dengan baik.
Adalah mereka yang ketika engkau bermaksiat tak sungkan untuk menarikmu keluar dari lubang dosa.

Adalah mereka yang ketika engkau lupa melakukan ibadah atau amalan (baik) lekas mengingatkan dan memotivasimu untuk segera melakukannya.
Adalah mereka yang ketika engkau  bersamanya semakin bertambah baik ibadahmu,  akhlakmu, ilmumu,  dan muamalahmu.

Pertemanan,  mereka yang bertemu karena Allah تعلى, dan kelak berpisah pun karena Allah تعالى.

ما أعطي العبد بعد الإسلام نعمة خيراً من أخ صالح فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به

“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka pegang lah erat-erat.” [Quutul Qulub 2/17]

-Bintu Haris

Rabu, 12 Februari 2020

“7 Fase Besar Setelah Terjadinya Hari Kiamat”


(Dirangkum dari Kitab “Al-Irsyad Ilaa Shahihil I’tiqood Wa Raddu Alaa Ahli Syirki Wal Ilhaad” karangan DR. Sholih Bin Fauzan Bin Abdullah Al-Fauzan dalam bab iman kepada hari Akhir sub bab beriman dengan apa yang akan terjadi pada hari kiamat dengan penambahan referensi lainnya).

Bismillahirahmanirrahim, Segala puji bagi Allah ﷻ Rabb semesta alam, yang telah memuliakan kita dengan iman, dan memberi petunjuk pada kita menuju keagungan syariat-Nya, memberikan kebahagiaan pada kita dengan mengikuti rasul-Nya yang termulia. Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak disembah selain Allah ﷻ, sendiri tanpa sekutu bagi-Nya, dalam rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, maupun nama dan sifat-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah, semoga doa dan keselamatan tercurah pada Nabi Muhammad ﷺ dan keluarganya, para sahabatnya, hingga umatnya hingga akhir zaman.

Hari kiamat merupakan satu diantara enam pokok iman yang harus kita imani (yakini), sebagaimana disebutkan dalam hadis shahih muslim dari sahabat Umar Radhiyallahu anhu berkata Rasulullah ﷺ ketika menjawab pertanyaan malaikat jibril  “Iman adalah kamu beriman kepada Allah ﷻ,   malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada Takdir Qadha dan Qadar.”  

Maka beriman akan adanya hari kiamat adalah diwajibkan bagi seorang mu’min apabila menginginkan kesempurnaan iman terdapat pada dirinya.  Beriman kepada hari kiamat atau pada sebagian kitab disebut dengan ‘hari akhir’ , terbagi menjadi lima poin besar, yakni :
1. Beriman kepada tanda-tanda hari kiamat.
2. Beriman kepada Hari Kiamat (hari terjadinya).
3. Fitnah kubur , adzab kubur, dan ni’mat kubur.
4. Hari kebangkitan dan hari berkumpulnya para manusia.
5. Beriman dengan apa yang akan terjadi pada hari kiamat (setelah terjadinya hari tersebut).

Dalam tulisan ini akan mebahas hal-hal apa saja yang terjadi pada hari kiamat setelah para manusia dibangkitkan dan dikumpulkan kembali di Padang Mahsyar. 

Berkata Imam Safarini : “Dan ketahuilah bahwa hari kiamat adalah hari yang sangat dahsyat dan mengerikan, pada hari tersebut hati-hati manusia mencair, seorang ibu yang sedang menyusui anak (yang dikasihinya) meninggalkan anak tersebut begitu saja, seketika anak-anak beruban, dan itu adalah hal yang pasti terjadi, sebagaimana telah disebutkan di dalam AL-Quran dan Al-Hadis, serta telah disepakati oleh para ulama, dan itulah yang disebut dengan hari kiamat.”

Setelah Manusia  dibangkitkan dan dikumpulkan di sebuah tanah lapang yang luas, sebagaimana dalam firman Allah ﷻ di surat Al- Muthafifin ayat 6 : (yaitu pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap tuhan seluruh alam) kemudian disebutkan bahwa (dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun) sungguh betapa lamanya hari itu ! sampai kemudian Rasulullah ﷺ meminta keringanan untuk setiap hamba-Nya yang beriman. Dijelaskan juga oleh Rasulullah ﷺ dalam sebuah hadis Shahih Muslim dari Miqdad Radhiyallahu anhuu berkata Rasulullah ﷺ : “Apabila terjadi hari kiamat, maka matahari didekatkan kepada manusia sampai jaraknya sebesar satu atau dua mil.  Maka matahari melelehkan para manusia sehingga menenggelamkan manusia dengan keringat mereka sendiri, banyak keringat tersebut sesuai kadar perbuatan manusia di dunia, diantara mereka ada yang keringatnya sampai tumit, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Kemudian setelahnya manusia akan mengalami tujuh fase besar , yakni :

1. Fase Perhitungan
Yaumul Hisab atau dapat diartikan hari perhitungan, pada hari ini Allah ﷻ akan menunjukkan kepada setiap hamba-Nya balasan yang akan ia peroleh atas perbuatan-perbuatan yang telah ia kerjakan selama berada di dunia. Allah ﷻ akan memperlihatkan (mengingatkan) kembali setiap perbuatan yang dahulu pernah dilakukan di dunia (atau bahkan sudah dilupakan oleh hamba-Nya). Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah ﷻ surat Al-Mujadilah ayat 6 : (Pada hari itu mereka semuanya dibangkitkan oleh Allah, lalu diberitakannya-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya (semua amal perbuatan itu), meskipun mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu), Allah ﷻ juga  berfirman di surat Al-Kahfi ayat 49 : (Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “betapa celakanya kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,” dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis) . Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun). Setiap perbuatan hamba, bahkan yang hanya sebesar biji sawi pun diketahui dan dicatat oleh Allah ﷻ, dan semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya. 

Hisab (perhitungan) memiliki tingkatan tersendiri, ada yang di hisab dengan berat, dan ada pula yang di hisab dengan ringan. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Allah ﷻ akan menghisab setiap makhluknya, bagi hambanya yang beriman, maka Allah ﷻ akan menetapkan perbuatan baiknya dan meminta pertanggung jawaban atas dosa-dosanya, sebagaimana yang sudah disebutkan dalam AL-Quran dan hadis. Sedangkan orang-orang kafir, maka tidak akan dibedakan antara perbuatan baiknya dan dosa yang mereka kerjakan, karena kekufuran (ketidak percayaan mereka terhadap agama Allah ﷻ) sudah meniadakan seluruh kebaikan yang mereka kerjakan, dan mereka akan dimintai pertanggung jawaban atas kekufuran mereka di dunia ini.”

Maka hal yang pertama kali akan diperhitungkan nanti oleh Allah ﷻ atas orang yang beriman adalah shalatnya, sebagaimana dalam hadis shahih dari sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu bahwa nabi ﷺ  berkata : “Hal pertama yang akan diperhitungkan atas seorang hamba adalah sholatnya.”

2. Fase diberikannya catatan amalan
Setelah amalan kita diperhitungkan maka, Allah ﷻ  akan memberikan kepada setiap makhluknya buku catatan perbuatan tersebut. Suhuf-suhuf (lembaran catatan) ini telah dicatat oleh para malaikat, setiap perbuatan dan perkataan yang kita kerjakan di dunia ini maka tertulis di dalamnya.  Sebagaimana firman Allah ﷻ Al-Isra ayat 13-14 : (Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka.) dan (“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu).

Sebagian manusia pada hari itu ada yang menerima catatan amalnya dari sebelah kanan  sebagaimana dalam firman Allah ﷻ Al-Haqqah ayat 25 : (Adapun  orang yang kitabnya diberikan di tangan kanannya, maka dia berkata, “Ambilah, bacalah kitab kitabku (ini)”) dan ada juga yang  menerima catatan amalnya dari sebelah kiri sebagaimana dalam firman Allah ﷻ: (Adapun  orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya , maka dia berkata “Alangkah baiknya jika kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku.”)

3. Fase Penimbangan Amalan
Setelah itu para manusia menuju fase ketiga yakni penimbangan amalan, Allah ﷻ berfirman pada surat Al-A’raf ayat 8-9 : (Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya , mereka itulah orang yang beruntung. Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri karena mengingkari ayat-ayat kami).

Setiap orang bersama dengan amalan dan kitab amalannya akan ditimbang di suatu mizan (timbangan) yang memiliki dua daun timbangan. Disebutkan dalam firman Allah ﷻ Al-Qaari’ah 6-9: (Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah)


3. Fase Melewati Jalan Shirathal Mustaqim 
Setelah fase pengadilan (pertanggung jawaban setiap amalan) telah dilewati maka fase berikutnya yang harus dihadapi oleh setiap hamba adalah melewati jembatan Shirathal Mustaqim. Yakni jembatan panjang, yang terbentang di atas permukaan neraka, dapat dilewati oleh manusia sesuai dengan kadar amalannya di dunia, jembatan ini lebih halus dari satu helai rambut, lebih tajam dari pedang, dan lebih panas dari bara api. Maka diantara manusia ada yang melewatinya secepat kilat, ada pula yang melewatinya secepat tiupan angin, ada yang seperti terbangnya burung, ada yang seperti larinya kuda perang, ada yang seperti larinya lelaki tangguh, ada yang seperti jalannya manusia biasa,  ada yang merangkak, dan ada yang melewatinya dalam keadaan tertatih-tatih kemudian jatuh ke dalam neraka, dan ada yang langsung dijatuhkan ke neraka tanpa melewatinya (yaitu orang kafir).

4. Telaga Rasulullah ﷺ
Berkata AL-Hafidz Suyuthi : “telah banyak periwayatan yang menceritakan tentang telaga Rasulullah ﷺ, lebih dari seratus lima puluh periwayatan sahabat, diantara mereka adalah khulafaur Rasyidin yang empat, para penghafal al-quran dari para sahabat, dan lainnya.”

Berkata Rasulullah ﷺ : “Telagaku seluas perjalanan selama satu bulan dan panjang tepi-tepinya sama demikian. Airnya lebih putih dari susu, wanginya lebih wangi dari minyak misk, cangkirnya sejumlah bintang-bintang yang ada di langit. Barang siapa yang telah meminum air telaga tersebut niscaya dia tidak akan merasa haus untuk selama-lamanya.” Disebutkan bahwa telaga ini juga memiliki dua saluran yang dihubungkan ke syurga, yaitu ke sungai  al-Kautsar. Maka telaga yang dalam bahasa arab disebut Al-Haudh merupakan salah satu nikmat yang Allah ﷻ berikan kepada Rasulullah ﷺ dan umatnya, sebagaimana terdapat di dalam surat al-kautsar ayat 1 : (Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak), para mufassirin (ahli tafsir) mengatakan bahwa arti al-kautsar disini selain bermakna “nikmat yang banyak” adalah nama sungai di syurga yang merupakan telaga Rasulullah ﷺ .

5. Pemberiaan Syafaat Rasulullah ﷺ
Syafaat secara bahasa artinya adalah permohonan atau keinginan, secara ’urf (kebiasaan) artinya adalah memintakan kebaikan bagi orang lain, atau dikatakan bahwa syafaat juga berarti sesuatu yang genap lawan dari tunggal, dimana seseorang meminta kepada Allah ﷻ suatu kebaikan bagi seseorang lainnya. 

Pada hari kiamat kelak, Rasulullah ﷻ akan memberikan syafaat kepada setiap hamba yang ia kehendaki, sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan Kitab Aqidah Thahawiyah bahwa permohonan yang Rasulullah ﷻ  ajukan kepada Rabbnya adalah agar menyegerakan pengadilan pada yaumul mahsyar (fase dimana manusia dikumpulkan di padang mahsyar, keadaanya sebagaimana kita telah sebutkan di awal) pada hari kiamat kelak, sehingga umat manusia pada saat itu berbondong-bondong datang kepada Nabi Muhammad ﷻ , kemudian Nabi ﷻ datang bersujud seraya memuji Allah ﷻ, kemudian memohon kepada Allah ﷻ agar Allah ﷻ menyegerakan pengadilan terhadap mereka. Oleh Karena itu para ulama menyebutkan bahwa syafaat itu adalah doa Nabi ﷻ pada hari kiamat kelak untuk  umatnya dan termasuk juga untuk manusia lainnya. 

Namun pada hakikatnya syafaat itu hanya milik Allah ﷻ, sebagaimana dalam firmanNya surat Az-Zumar ayat 44. : (Katakanlah : “Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya.”) akan tetapi Allah ﷻ memuliakan sesorang yang dipilih dan dikehendaki olehNya, untuk diizinkan memberikan syafaat dan memuliakan orang yang diberi syafaat dengan izin Allah ﷻ. 

6. Syurga dan Neraka
Sampailah kita pada fase akhir perjalanan setelah hari kiamat terjadi, yaitu dua tempat besar yang menjadi persinggahan terakhir setiap manusia, tempat dimana semua penghuninya akan kekal abadi di dalamnya. Dua tempat ini bernama Syurga dan Neraka, Syurga diperuntukkan untuk orang-orang yang beriman, dan Neraka diperuntukan untuk orang-orang yang tidak mengimani Allah ﷻ, sebagaimana Allah ﷻ berfirman dalam surat Al-Infithar 13-14 : (Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (Syurga) yang penuh kenikmatan), (dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka).

Keduanya merupakan makhluk Allah ﷻ yang pada hari ini sudah ada, sebagaimana disebutkan oleh Allah ﷻ mengenai Syurga dalam surat Ali-Imran ayat 133 : (disediakan bagi orang-orang yang bertakwa) dan disebutkan oleh Allah ﷻ mengenai Neraka dalam surat Al-Baqarah ayat 24: (disediakan bagi orang kafir) dan masih banyak lagi dalil-dalil yang menjelaskan akan keberadaan kedua tempat tersebut. 

Dalam penjelasan Kitab Aqidah Thahawiyah disebutkan bahwa Allah ﷻ tidak memberikan ganjaran bagi seseorang kecuali terdapat sebab yang menjadikannya mendapatkan ganjaran tersebut, yaitu amalan baik, sebagaimana disebutkan ﷻ dalam surat Thaha ayat 112 : (Dan barang siapa mengerjakan kebajikan sedang dia (dalam keadaan) beriman, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zhalim (terhadapnya) dan tidak (pula khawatir) akan pengurangan haknya) , dan begitu pula tidak memberikan hukuman bagi seseorang kecuali seseorang tersebut telah mengerjakan suatu perbuatan yang menyebabkan kemurkaan Allah ﷻ , maka sesungguhnya Allah ﷻ adalah pemberi, tidak menghalangi yang pantas diberi, dan menghalangi yang tidak pantas diberi.

Dan Amal Shalih (perbuatan baik) itu adalah sebab masuknya seseorang ke dalam Syurga, dan Amal Sayyiah (perbuatan buruk) itu adalah sebab masuknya seseorang ke dalam Neraka. 

Ya Allah kami meminta tempat terbaik di Syurga-Mu kelak, dan jauhkan kami dari api Neraka, sesungguhnya engkau yang Maha Mendengar lagi Maha Menjawab permohonan hambanya. 

Wa’llahu A’lam Bish Shawab.

Bogor, 08/02/2020
Penulis   : Nafila Imani Haris Binti Haris
Sebagai : Tugas akhir semester lima pada Mata Kuliah Akidah 
-------------------------------
Referensi
1. Al-Quran
2. Hadis Shahih Bukhori
3. Hadis Shahih Muslim
4. Referensi Utama
- Kitab “Al-Irsyad Ilaa Shahihil I’tiqood Wa Raddu Alaa Ahli Syirki Wal Ilhaad ” karangan DR. Sholih Bin Fauzan Bin Abdullah Al-Fauzan.
5. Referensi Penunjang
- Kitab Syarh Al-Akidah Al-Waashitiyyah karangan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
- Kitab Syarh Aqidah Thahwiyah karangan Syeikh Ibnu Abi ‘Iz Al-Hanafi
- Kitab Syarah Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah karangan Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz.

Minggu, 02 Februari 2020

Rasa Syukur - Acara Tahunan Kampus Aisyah Binti Abi Bakr Bogor [Ai Fest 2020]

Bismillah.
[Ai Fest 2020 - Aisyah Festival 2020]

Ai Fest 2020 berakhir,  inginku ceritakan tentang semua yang kudapati,  kuperhatikan, kualami dan kurasakan.

Ai Fest 2020 berakhir,  namun bukan berarti perjuangan kita mencari amalan baik di dunia ini sebagai hamba Allah Taala ikut berakhir pula.

Ai Fest 2020 berakhir,  maka ucapan Jazzakumullahu khairlah yang harus kuucapkan,  untuk seluruh  panitia Ai Fest 2020, untuk para ustadz dan para ustadzah,  untuk kakak-kakak senior angkatan satu,  untuk seluruh karyawan. Bahu membahu yang kalian lakukan mengajarkan banyak hal semoga semua perjuangannya diterima di sisi Allah Taala.

Juga Jazzakumullahu Khairan untuk para peserta lomba, para dewan  juri,  ustadzah pengisi seminar,  peserta seminar,  peserta bazzar, tamu undangan,  ustadz yang sudah bersedia mengisi tabligh akbar,  tim dokter,  seluruh sponsor dan donatur, vendor tenda, vendor konsumsi, teman-teman media sosial yang sudah menginfokan acara ini dan seluruh pengunjung yang telah ikut bergabung bersama Ai Fest 2020 (baik yang langsung datang maupun yang mengikutinya secara online) karena atas izin Allah kehadiran kalian membantu keberlangsungan acara ini.

Ai Fest 2020 berakhir,  maka semoga Allah mengizinkan kita semua menyelenggarakannya kembali di periode berikutnya. 

Ai Fest 2020 berakhir,  semoga manfaatnya senantiasa mengalir dan menjadi pembelajaran bagi kita semua.

Ai Fest 2020  nikmat Allah Taala yang harus disyukuri.

Ai Fest 2020  ajang kita bermuhasabah diri bahwa kesempurnaan hanya milik Allah Taala dan kita hanya hamba fakir tanpa bantuan dan izin Allah Taala.

Ai Fest 2020 ajang kita melatih kesabaran dan menikmati indahnya bekerja sama dalam sebuah tim.

Dan masih banyak hal-hal baik lainnya yang In Syaa Allah kita satu persatu bisa ambil manfaat dan ibrohnya.

Ai Fest 2020, semoga Allah menerima semua keikhlasan yang teman-teman dan semua yang bergabung di dalamnya telah lakukan demi keberhasilan acara ini.

Astaghfirullah,  Kami memohon ampunan kepadaMu bila selama berlangsungnya acara ini kami pernah melalaikan hakmu ya Allah...
Astaghfirullah, Kami memohon ampunan kepadaMu Ya Allah bila selama berlangsungnya acara ini kami pernah menyakiti hak hamba-hambaMu..
Terimalah Amalan Kami Semua. Aamiin.
Wallahu Taala A'lam.
Bint.H