Senin, 23 September 2019

Teruntuk Kamu (yang tengah berbahagia hari ini)

Izinkan aku bercerita.

Ini tentang mimpi seseorang.
Suatu hari ada seorang Putri Sholihah,  yang memiliki mimpi sederhana namun bermakna luar biasa.

Kala itu ia masih berseragam putih merah.
Mimpinya satu,  ia ingin pergi ke Tanah suci,  melihat Ka'bah.

Tahun demi tahun berlalu,  ia selalu berdoa (itu yang kutahu,  tapi aku yakin ada waktu-waktu lain dimana ia berdoa kepada Rabbnya tanpa sepengetahuanku)
berdoa akan mimpinya,
Setahun,  dua tahun,  lima tahun, sampai bertahun-tahun.
Doanya belum terkabulkan,  padahal orang-orang disekitarnya satu persatu  sudah dikabulkan doanya.

Tapi Ia tak menghentikan ragam doanya,  ia tak pernah marah, mungkin sedih sesekali pernah,  namun ia kembali ingat bahwa Allah selalu menepati janjiNya.

Pada intinya ia minta kepada sang Khalik agar membawanya ke Tanah suci (Haramain,  Makkah dan Madinah) dengan bagaimanapun kehendakNya.

Apakah Allah tak mendengar doanya?

Rupanya bukan Allah tak mendengar doanya,  namun..
Allah simpan doanya untuk sebuah hari yang Allah tahu bahwa itu hari yang paling baik untuk mengabulkan doanya.

Kapan? Aku rasa itu Hari ini.
Karena akhirnya ia menginjakkan Tanah Suci,  untuk ibadah Umroh di Mekkah. Dan bukan itu saja,  juga untuk menyempurnakan separuh agamanya yakni menikah dengan Seorang Laki-laki sholih yang sedang menempuh pendidikan di kota pertama Nabi salallahu alaihi wa sallam membangun peradaban islam,  Madinah.

Maa Syaa Allah, bukankah ini bukti bahwa janji Allah Jalla Wa Alla itu nyata?
Sebenarnya aku belum menceritakan bagaimana semua doa yang ia panjatkan tentang keinginanya. Tapi ada suatu hari dimana ia pernah berdoa,  dan aku mendengarnya.

"Ya Allah aku ingin tinggal di kota ini (Sukabumi)"

kala itu kami sedang menempuh pendidikan di salah satu pesantren di sebuah kota yang disebut "kotanya para SANTRI"

Dan kalian tahuu.. Laki-laki yang akan dilengkapi tulang rusuknya itu tinggal di kota tersebut, dan begitulah kisahnya.

Ada banyak hal tentang Putri Sholihah ini yang belum kuceritakan pada kalian, bahkan mungkin masih banyak yang belum kuketahui ceritanya.

Tapi Aku banyak mengambil pelajaran dari kisah Sang Putri Sholihah, walaupun yang kutahu hanya sepenggal dari kisah hidupnya,  tapi setidaknya aku mengambil ibroh (pelajaran) besar dari perjalananya.
----------------------------------------------------------------------------------------------

Allah Maha Mendengar,
Allah Maha Melihat,
Allah Maha Hidup,
Allah Maha Kaya,
Allah Maha pemilik segalanya.
Kita hanya seorang hamba sederhana,
Yang hanya dituntut akan satu hal :
Yaitu "Beribadah kepada Allah" sebagaimana dalam firmannya pada QS 51: 56 (("Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."))
Beribadah kepadaNya.
Berdoa kepadaNya.
Meminta hanya kepadaNya.

Jangan pernah lelah untuk berdoa dan meminta,  ketika ingin memohon ampun atau meminta suatu hajat.

Tapi, jangan meminta "paket kilat" karena hanya Allah Taala yang tahu kapan waktu terbaik untuk mengabulkan doa tersebut atau bahkan mengganti doa tersebut dengan suatu hal yang lebih baik bagi sang hamba.

"Berprasangka baik kepada Allah,  adalah sebaik-baiknya sifat seorang hambaNya."

Kemudian pernah kudengar seorang Ustadzah bercerita :

"Ada seorang Pemuda Sholih,  disukai banyak wanita di Desanya. Tapi akhirnya ia menikah dengan seorang wanita biasa desa itu,  bahkan terkesan pendiam dan tak pernah sama sekali melirik pemuda ini."

Lalu kami yang mendengar bertanya, "lalu Ustadzah bagaimana bisa wanita biasa ini menikah dengan Sang Pemuda Sholih?,"

Ustadzah pun menjawab,  "karena Allah Maha tahu,  siapa yang setiap hari meminta dipertemukan dengan jodoh terbaiknya,  Allah Maha mendengar tangis bujuk rayu hambanya yang menginginkan diberikan pasangan yang sholih. Dan mungkin inilah yang dilakukan sang wanita. Ia tidak ramai membicarakan sang pemuda seperti kebanyakan gadis desa,  ia tidak heboh mengagumi sang pemuda,  tapi ia langsung meminta kepada penciptaNya."

Kami semua terdiam seketika.

Dari cerita itu aku mendapatkan sebuah ibroh (pelajaran) penting, "Bahwa ketika kau menginginkan sesuatu,  mintalah langsung kepada pemiliknya. Untuk apa kau ceritakan keinginanmu kepada hamba yang sama-sama tak memiliki kemampuan untuk mengabulkan. Jelaslah yang menciptakan yang bisa mengabulkan"
----------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk Putri Sholihah, teman seperjuanganku.

Ini bukan akhir dari kisahmu.
Namun,  ini adalah prolog dari ceritamu.
Selanjutnya,  adalah masih menjadi skenario Allah Taala.
Kamu akan menghadapi beragam tantangan, rintangan,  dan perjuangan kehidupan sebagaimana juga yang sebelumnya pernah kau hadapi.
Karena inilah hidup di dunia, cuma sementara kok.

Selalu bertahan dan jadilah "Kamu" yang aku kenal sangat kuat dan gigih.

Kalau dulu aku ada disampingmu,
Mungkin kini akan ada sosok lain yang  lebih menguatkanmu, dan berdiri disampingmu.
Mungkin dialah yang nanti akan lebih banyak menjadi tempatmu menceritakan berbagai nano-nano kehidupanmu.

Kalau kamu ingat dulu kita juga kerap kali berselisih pendapat akan suatu hal,  tapi kemudian kita akan saling merangkul kembali.
Maka,  lakukanlah hal yang sama ketika kamu hidup dengannya nanti. Bahkan berperilakulah  lebih baik dari perilaku baikmu kepadaku dahulu.

Dulu saja aku dan kamu yang sama-sama wanita,  kerap kali berselisih pendapat,  maka bisa jadi hal yang sama juga akan terjadi kelak. Apalagi teman hidupmu sekarang adalah sosok laki-laki yang jelas memiliki kodrat yang berbeda.

Tapi ingatlah satu hal,  tak ada sebaik-baiknya sandaran selain Allah Taala.

Apabila nanti ada suatu hal yang akan kau hadapi,  ceritakanlah dulu pada sang pembuat skenario,  yakni Allah Taala. Mintalah kepadaNya sebaik-baik solusi,  sebagaimana kau yang tak pernah lelah meminta kepada Allah agar mengabulkan segala harapan dan cita-citamu.

Kembalilah kamu dan teman hidupmu kepada Kitab Allah (Al Quran) dan Sunnah RasulNya (Al Hadis) bila kalian menjumpai sebuah dua persimpangan yang berbeda. Karena dengan itu kalian akan sama-sama menemui satu titik terang,  dan kembali berada di jalan yang sama.

Jadi Berbahagialah,
Semoga ini adalah jodoh terbaik yang Allah takdirkan untuk menjadi pasangan hidupmu di dunia dan bisa membimbingmu hingga kehidupan akhirat kelak.

----------------------------------------------------------------------------------------------

Tapi,  Aku akan tetap di jalurku dan kamu juga akan tetap di jalurmu.
Untuk masalah sepele yang biasa kita bedah solusinya,  kamu masih bisa menceritakannya kepadaku. Karena Aku tetap temanmu. (semoga sampai di Jannah Firdausnya Kelak.)

Maaf,  Kalau ucapanku ini terkesan seperti pidato bahkan penggalan novel.
Sebenarnya ingin kukirimkan tulisan ini dalam bentuk "catatan kehidupan",  tapi sepertinya itu lebih baik kau sendiri yang menuliskannya,  untuk kamu ceritakan kelak untuk anak cucumu.
Semoga yang sedikit ini,  bisa menggambarkan betapa bahagianya diriku di hari jadimu ini.

Bogor.
15, September 2019.
Dari Kakak,  Sahabat,  Teman, yang semoga kita menjadi teman sampai JannahNya kelak. -N.I.H.

----------------------------------------------------------------------------------------------

*Teman-teman pembaca semua,  bacalah kisah ini dari sisi positifnya. Ambil semua ibroh baiknya. Dan jangan terlalu berlebihan pula menanggapinya karena kesempurnaan hanyalah milik Allah,  bukan milik hambaNya.

"Aku hanya menuliskan kembali skenario Allah sesuai yang aku lihat bagaimana terjadinya, dan mungkin banyak yang terlewat atau tidak aku ketahui.
Namun kembali lagi,  Aku hamba biasa. Yang banyak memiliki keterbatasan, salah dan lupa. Berbeda dengan Allah yang Maha Sempurna. Aku bisa saja salah dalam menyusun kisah ini,  tapi Allah tak pernah salah. Jadi semoga semua yang membaca,  dapat mengambil sisi positif dari cerita ini."

Minggu, 01 September 2019

JANJI ALLAH NYATA

(وَقَالُوا۟ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِی صَدَقَنَا وَعۡدَهُۥ وَأَوۡرَثَنَا ٱلۡأَرۡضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ ٱلۡجَنَّةِ حَیۡثُ نَشَاۤءُۖ فَنِعۡمَ أَجۡرُ ٱلۡعَـٰمِلِینَ)

Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah memberikan tempat ini kepada kami sedang kami (diperkenankan) menempati surga di mana saja yang kami kehendaki.” Maka (surga itulah) sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. [Surat Az-Zumar 74]