Kamis, 28 April 2022

A Letter For Me


Pesan dariku yang masih terus belajar,
Untuk diriku yang harus terus belajar…

Hasan Al Bashri mengatakan:
ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.” (Hilyatul Awliya’, 2: 148)

Umur adalah bagian dari kumpulan waktu-waktu..
Satu hari hidup di dunia berarti 24 jam sudah waktu yang engkau lalui.
Maka ketika tahun berganti tahun, engkau yang mulanya adalah anak berumur satu tahun menjadi sosok dewasa berumur dua puluh empat tahun.
Jika dikalkulasikan, maka kumpulan 24 tahun (yang telah berlalu) adalah 8.760 hari, dan kumpulan 8.760 hari adalah 210.240 jam.
Sungguh banyak waktu yang telah Allah limpahkan kepada dirimu.

Sesungguhnya, ia adalah nikmat sekaligus kerugian.
Kenikmatan bila engkau memanfaatkan waktu sebanyak itu dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah.
Kerugian bila engkau menyia nyiakannya dalam keburukan bahkan kemaksiatan kepada Allah.

Waktu terus berjalan, apa yang telah menjadi masa lalu tak pernah bisa diubah lagi garisnya, kecuali dengan memohon ampunan kepada Allah
Namun masih ada waktu waktu yang mungkin masih bisa dimanfaatkan sampai nanti ajal menjemput.
Memang tak ada yang tahu dan yakin bahwa umurmu akan berhenti di suatu angka. Karena itulah ilmu ghaib yang hanya Allah yang tahu. 
Tapi bercermin dari hari yang telah berlalu, maka kita patut berusaha di sisa umur yang ada.

Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah pernah berkata pada seseorang, “Berapa umurmu sampai saat ini?” “Enam puluh tahun”, jawabnya. Fudhail berkata, “Itu berarti setelah 60 tahun, engkau akan menghadap Rabbmu.” Pria itu berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi rooji’un.” “Apa engkau tidak memahami maksud kalimat itu?”, tanya Fudhail. Lantas Fudhail berkata, “Maksud perkataanmu tadi adalah sesungguhnya kita adalah hamba yang akan kembali pada Allah. Siapa yang yakin dia adalah hamba Allah, maka ia pasti akan kembali pada-Nya. Jadi pada Allah-lah tempat terakhir kita kembali. Jika tahu kita akan kembali pada Allah, maka pasti kita akan ditanya. Kalau tahu kita akan ditanya, maka siapkanlah jawaban untuk pertanyaan tersebut.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 383)

Bertambahnya umur sama dengan bertambahnya tanggung jawab yang harus dijawab nanti di yaumil hisab, dan bertambahnya umur berarti berkurangnya waktu untuk menuai bekal menuju akhirat.

Semangat, usaha, dan doa harus tetap dibumi dan dilangitkan. 
Karena kelak semua yang ditanam hari ini akan dituai nanti. 
Dan baik buruknya tuaian itu, tergantung dengan seberapa baik amalan kita di dunia nan fana ini.

Wallahu A’lam Bis Shawwab
Bogor, 27 Ramadhan 1443 H/29 April 2022 M
@beakhoirperson

Tidak ada komentar:

Posting Komentar