Kamis, 21 November 2019

[[ Pulang ]]

Seorang adik kecil berbicara ditelpon kepada kakaknya yang sedang menimba ilmu di negeri sebrang, "Kak kapan pulang? Aku rindu."  Sang kakak tersenyum,  dan menjawab "In syaa Allah kakak akan segera pulang dek,  apabila ilmu dan bekal kakak sudah cukup. Adik mau oleh-oleh apa?" Sang adik menjawab,  "Apa aja kak, tapi yang penting enak dan bagus." Sang kakak menjawab,  "In syaa Allah dek,  doakan kakak ya dari rumah." Sang adik lekas menutup pembicaraan,  "Iya kak. Jaga diri kakak,  dan ingat selalu sama Allah ya."
-- Telpon berakhir --

Sang kakak menatap jendela asrama kampusnya,  semilir angin mengibaskan gorden serta merta kertas-kertas yang ia letakkan di atas meja belajarnya. Secarik kertas terjatuh,  ia pun mengambil dan membacanya,  "Harus segera pulang secepatnya. Membawa gelar sarjana,  membawa hadiah untuk ibu, bapak,  dan adik-adik. (Catatan 2017)"

Lagi-lagi ia tersenyum getir,  dan lekas mengambil buku catatannya. Ia menuliskan baris paragraf :

Tentang pulang.
Yang hakekatnya di dunia saja,
Kita menginginkan untuk pulang dengan bekal terbaik.

Agar lekas kembali, berjumpa dengan orang-orang terkasih dengan membawa kabar gembira.

Lalu bagaimana tentang "Pulang" pada hakekat sesungguhnya.
"Pulang ke kampung yang kekal dan abadi"

Sudah seberapa siap bekal untuk Aku pulang ke "Kampung Akhirat" ?

Bekal apa saja yang sudah kusiapkan?

Tentang Ibadahku, sudahkah kukerjakan dengan ikhlas hanya karena Allah sesuai dengan apa yang Nabiku ajarkan?

Tentang muamalahku,  sudahkah  Aku bermuamalah (jual-beli dengan halal dan thayiban,  dll)  dengan baik terhadap orangtua,  keluarga,  teman, dan orang-orang di sekitar?

Tentang adab dan akhlakku,  sudahkah Aku bersikap sebagaimana para sahabat dan ulama terdahulu?

Tentang ilmuku,  sudahkah Aku amalkan dan aku sebarkan dengan shahih?

Tentang amalanku,  sudahkah Aku mencari pemberat untuk timbangan (amal baikku) kelak?

Tentang semua bekal yang harus kukumpulkan dari perjalanan yang singkat ini.

Sudah siapkah Aku kalau setibanya tiket untuk perjalanan "pulang" tiba-tiba datang? Tiba-tiba Allah kirimkan untuk segera membawaku pulang.

Sudah siapkah Aku kalau setibanya "perjalanan yang singkat ini" sudah mencapai garis akhir?

Maka,  kapanpun waktunya datang,  siap ataupun tidak,  sudah cukup ataupun tidak bekal yang tengah disiapkan, kata "pulang" akan tetap menjemput.

Dan pada saat itu,  katakan, "Selamat tinggal  untuk perjalanan singkat nan fana ini."

Maka ia yang perbekalannya sudah cukup bahkan penuh dengan kebaikan pastilah menyambut "pulang" dengan riang gembira.

Namun ia yang perbekalannya masih minim,  pastilah lari dari kata "pulang" yang mendatanginya.

Tapi "pulang" bukan pilihan, bukan juga sesuatu yang dapat dihindari.

Namun harus lekas dihadapi.

Bukan nanti, namun sesegera mungkin.

Tidak ada kata terlambat,  karena semua amalan tergantung akhirnya (pada penutupnya).

Pertanyaanku kembali lagi pada diri ini,
"Sudahkah Aku siap, dijemput pulang ke negeri akhirat?"
"Sudah cukupkah bekal yang akan aku bawa pulang ke negeri akhirat?"
"Sudahkah aku bergegas mengumpulkan bekalku sebanyak-banyaknya?"

Bintu Haris
19, November 2019
@BeAKhoirPerson

Jumat, 01 November 2019

Siapakah yang sesungguhnya disebut "Perempuan yang sukses?"


Dia adalah yang berusaha untuk  "sukses" dalam lima hal ini :

1. Ia adalah yang baik hubungannya dengan Allah.

2. Ia adalah yang baik hubungannya dengan Keluarga.

3. Ia adalah yang baik hubungannya dengan Masyarakat (sekelilingnya).

4. Ia adalah yang baik hubungannya dengan orang-orang lingkungan pekerjaanya/pendidikannya.

5. Ia adalah yang baik hubungannya dengan tubuhnya (menjaga kesehatan tubuhnya).

Wallahu A'lam Bis Shawab.

2, Rabiul Awal 1441 H
📝 Diterjemahkan dari ceramah singkat salah seorang Syeikh di Ma'had Aisyah Binti Abi Bakr Liddawah Bogor.

من هي فعلا "المرأة الناجحة" ؟

من هي فعلا "المرأة الناجحة" ؟ 

هي التي تحاول ناجحة في هذه مجلات الخمسة :

١- أن تكون ناجحة في علاقتها مع ربها (الله عزّ وجلّ).

٢- أن تكون ناجحة في علاقتها مع أسرتها.

٣- أن تكون ناجحة في علاقتها مع مجتمعها.

٤- أن تكون ناجحة في علاقتها مع بيئتها في العمل.

٥- أن تكون ناجحة في علاقتها مع جسدها.

والله أعلم بالصواب

٢، ربيع الأول ١٤٤١ ه.
📝نصح من محاضرة قضيرة شيخنا الفاضل في معهد عائشة بنت أبي بكر للدعوة بوغور.