Selasa, 17 November 2020

"Lurus saja, tak perlu memikirkan yang belum terjadi."

"Lurus saja,  jangan memikirkan yang belum terjadi."
Sebuah nasehat dari Syeikha Aisyah Ali Murshid hafidzhahullahu ta'aala.

Bunayyatiy, Di hadapanmu kini ada ibadah yang menunggu untuk dikerjakan.
Sholat, maka ia yang pertama kali akan dihisab (diperhitungkan) oleh Allah Taala. Kemudian,  puasa,  zakat,   haji,  dll.
Berjalanlah lurus ke depan,  ibaratnya kamu sedang berada di sebuah jalan.. Maka kamu tak perlu belok ke kanan atau belok ke kiri.

Ambil setiap pahala di jalan tersebut.
Ibadah yang wajib pastinya (sholat lima waktu,  puasa ramadhan,  zakat fitrah,  berhaji -bila mampu-).
Kemudian ibadah yang sunnah (shalat sunnah rawatib,  sunnah witir,  sunnah qiyamul lail,  sunnah dhuha, puasa senin-kamis,  puasa ayamul bidh, puasa daud,  sedekah, mengerjakan ibadah umrah, dll.)

Janganlah kamu memikirkan hal-hal lain, seperti..
"Kapan jadi orang suksesnya ya?"
"Kapan bisa kerja dan punya uang sendiri ya?"
"Kapan nikah ya?"
"Kapan dikaruniai anak ya?"
"Kapan travelling keliling dunia ya?"
"Kapan bisa ambil S2? kapan bisa ambil S3?"
dan masih banyak angan-angan lainnya.
Yang justru tanpa engkau sadari menghambat jalan lurus kita menuju tujuan akhir.

Apa sih tujuan kita hidup di dunia ini?
Bukankah Allah telah berkata :
 (وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ)
"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manuasia kecuali untuk beribadah kepadaku" [Surat Adz-Dzariyat 56]

Tujuan kita di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah.
Sekarang mari kita pikirkan,
Sudah seberapa benar ibadah yang kita lakukan?
Apa sudah yakin kalau ibadah wajib yang telah kita lakukan diterima semua?
Apa sudah mengerjakan ibadah sunnah untuk menyempurnakan ibadah-ibadah wajib yang masih kurang sempurna?
Kita tidak bisa merasa bangga terhadap ibadah  yang telah kita lakukan  sehingga merasa cukup dan malah sibuk mengejar angan-angan yang tiada habisnya.

Dunia,  tidak akan dibawa ke dalam kubur bunayyatiy.
Harta pun bisa dicuri atau bisa habis.
Kepintaran pun,  bisa berkurang atau bisa terlupakan.
Dan menjawab soal dalam kubur tidak bisa dengan harta yang banyak ataupun ingatan yang kuat.
Semua itu tergantung dengan keimanan yang kita yakini di dalam hati,  terucap di dalam lisan, dan diamalkan dengan anggota badan.

Maka,  bunayyatiy.
Sibukkanlah dirimu dengan beribadah kepada Allah.
Bukankah janji Allah itu nyata, bahwa barangsiapa yang mengejar akhirat maka dunia akan mendatanginya dalam keadaan terhina ?
Sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam,  "Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Ahmad) 

Dunia yang akan mendatangi kita dalam keadaan terhina!
Tidak perlu, kita yang habis-habisan mengejar harta,
Karena harta sendiri yang kelak menghampiri kita.
Hiduplah untuk ibadah,  berusahalah di dunia untuk tujuan ibadah kepadaNya,  dedikasikan semua untuk kebahagiaan akhirat, maka Allah yang akan menepati janjinya untuk menghidupimu di dunia yang sangat sebentar ini.
Pikirkan kehidupan di Syurga kelak!
Yang kekal abadi selamanya.
Yuk kita perbagus dan perbaiki ibadah :))

#Wallahu A'lam
#Catatan Nasehat 2018 diterjemahkan dari bahasa arab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar