Selasa, 29 September 2020

"Yang Aku sembah inilah yang menentukan keberhasilan ku dalam menuntut ilmu"



Dahulu para salaf menyadari bahwa tidak mungkin mereka mendapatkan ilmu kecuali oleh sebab kehendak Allah..
Begitu pula dengan rezeki,  tidak mungkin mendapatkannya kecuali oleh sebab kehendak Allah..
Begitu pula dengan ketenangan hidup,  tidak mungkin mendapatkannya kecuali oleh sebab kehendak Allah..

Pertanyaanya, mengapa kerap kali engkau masih sadarkan itu semua pada dirimu yang sama sekali tak bisa menghendaki apa-apa?

Dahulu para salaf bukan hanya sibuk menuntut ilmu,  namun mereka juga sibuk beribadah. Karena mereka tau,  bahwa yang mampu menjadikan ilmu tersebut ada pada mereka hanyalah Allah Taala,  Rabb mereka.

Tanpa kehedak,  taufik,  dan hidayah dari Allah,  ilmu yang diperjuangkan dengan keras,  harta yang dicari dengan kepayahan,  ketenangan yang diusahakan dengan kesusahan,  adalah 'ketiadaan'. 

Karena semua itu ada,  karena kehendak yang Allah berikan untuk kita.

Lalu,  apa yang harus diri ini lakukan?
Yang harus dilakukan adalah mengikuti hidupnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam dan para salaf (sahabat, tabiiin, atbaut taabiin).
Mereka hidup seimbang.

Bila di siang hari disibukkan oleh menuntut ilmu,  mencari rezeki,  bermuamalah dengan sesama,  maka manfaatkanlah waktu malam untuk bermunajat kepada Allah, khusus untuk memohon kepadaNya. 

Ingatlah firman Allah Ta'aala :

(وَجَعَلۡنَا ٱلَّیۡلَ لِبَاسࣰا ۝  وَجَعَلۡنَا ٱلنَّهَارَ مَعَاشࣰا)

"Dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian. dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan."
[Surat An-Naba' 10 - 11]

Dan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam :

" ينزل رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ : مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ"

"Tuhan kita Tabaaraka wa ta'ala turun pada setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, Dia berfirman, 'Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku berikan, siapa yang minta ampun kepada-Ku akan Aku ampuni."
(HR. Bukhari no.1145 dan Muslim no. 1808)

Sekarang, kita sering kali mencari waktu-waktu mustajab (diterimaNya) doa,  padahal Allah telah menyediakannya khusus setiap hari di sepertiga malam terakhirnya,  maka masikah engkau ragu untuk bersegera mendapatkan kehendak,  taufik, serta hidayahNya? 

Bangunlah disepertiga malam terakhir,  adukan dan mohonkan setiap keinginan yang belum tercapai. Karena sungguh,  Allah jadikan malam hari itu agar engkau keluhkan semua rasa dan harapan di siang hari, sehingga datang pagi harinya lagi dan kau sudah mendapati dirimu lebih berlapang dada.

Kini masalahnya bukan pada usaha yang tak kunjung membuahkan hasil, namun lontarkanlah pertanyaan ini pada dirimu sendiri :

 "Sudahkah engkau berdoa kepada Allah pada tiap sepertiga malam terakhir,  dengan meyakinkan diri bahwa  'yang Aku sembah inilah yang menentukan keberhasilan ku dalam menuntut ilmu' , 'yang Aku sembah inilah yang menentukan keberhasilan ku dalam mendakwahi saudaraku' , 'yang Aku sembah inilah yang menentukan rezeki yang ada pada keluargaku' ?"

Manusia itu patut merendah di depan Rabbnya, karena Rabbnya-lah yang menjadikan kehendak sesuatu pada diri manusia tersebut.

Wallahu Ta'aala A'lam Bis Shawab
#Sebuah nasehat untuk diri
- Bintu Haris




Tidak ada komentar:

Posting Komentar