Jumat, 08 Desember 2023

Merenunglah, Sungguh kau tak perlu sakit hati dengan ucapannya:)

 Ada sosok perempuan yang begitu baik hati, selalu jujur perkataannya, selalu mendukung kebaikan nasehatnya.

Tapi diri ini sering sekali menjadi diam dan menangis karena nasehatnya. Bukan, sungguh bukan karena sakit hati.

Tapi lebih kepada, “sadar diri”. Bahwa tiap nasehatnya benar, dan setiap kelalaian diri adalah salah. 

Lebih kepada, “diam untuk merenung dan berpikir” setelah sekian lama, terlalu percaya diri akan kebaikan diri (innaalillahi).

Tapi manusia, akan tetap menjadi manusia. Punya rasa “gundah” sebelum rasa “menerima”. Punya rasa “sempit hati” sebelum “hati yang luas”.

Namun lagi-lagi sikap dan tanggapan membangun sebuah presepsi , bahwa diri ini membenci setiap ucapannya. Sungguh tidak pernah ada rasa benci itu. Karena hanya orang tak berakal yang marah karena “kebaikan yang diharapkan untuk dirinya”.

Tulisan ini untukku yang menulis. Agar aku tak lupa dan tak bersembunyi di dalam kata “terluka”. Karena sesungguhnya tidak ada luka apapun. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar